Kedisplinan Belajar
A. Kedisplinan
Belajar
1.
Pengertian
Kedisiplinan Belajar
Kedisiplinan
belajar bagi peserta didik adalah hal yang rumit dipelajari sebab merupakan hal
yang kompleks dan banyak kaitannya, yaitu terkait dengan pengetahuan, sikap dan
perilaku. Masalah kedisiplinan yang dibahas dalam penelitian ini adalah
kedisiplinan yang dilakukan oleh para siswa dalam kegiatan belajar di sekolah.
Menurut Joko
(Rizkinandar, 2015: 9) “bahwa istilah disiplin sebagai kepatuhan dan ketaatan
yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dalam diri orang itu”. Soedjono
(Setianingsih, 2007:10) mengemukakan bahwa dalam pembicaraan sehari-hari
disiplin biasanya dikaitkan dengan keadaan tertib. Artinya sesuatu keadaan
dimana perilaku seseorang mengikuti pola-pola tertentu yang telah ditetapkan
terlebih dahulu. Sedangkan menurut Manullang (Setianingsih, 2007:10)
berpendapat bahwa disiplin berarti sanggup melakukan apa yang sudah disetujui,
baik persetujuan tertulis, lisan maupun berupa peraturan-peraturan atau
kebiasaan.
Alasan pentingnya kedisiplinan belajar
bagi para siswa seperti yang dikemukakan Tulus (Rizkinandar, 2015: 9), bahwa
kedisiplinan belajar merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan
kelak ketika bekerja. Kedisiplinan diartikan sebagai perilaku seseorang
mengikuti pola-pola tertentu yang telah ditetapkan atau disetujui terlebih
dahulu baik persetujuan tertulis, lisan maupun berupa peraturan-peraturan atau
kebiasaan.
Dari beberapa pendapat tentang kedisiplinan
belajar tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan belajar merupakan
kesadaran untuk mengendalikan diri agar bersungguh-sungguh dalam belajar,
sehingga belajar akan penuh dengan kesadaraan, tanpa paksaan serta terciptanya
lingkungan belajar yang kondusif.
Menurut
Ali Imron (Ciptarani,
2014: 19) ada tiga macam disiplin, yaitu sebagai berikut:
a)
Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep
otoritarian.
Peserta didik di
sekolah dikatakan mempunyai disiplin tinggi manakala mau duduk tenang sambil
memperhatikan uraian guru ketika sedang mengajar
b)
Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep permissive.
Peserta didik
haruslah diberikan kebebasan seluas-luasnya di dalam kelas dan sekolah. Peserta
didik dibiarkan berbuat apa saja sepanjang itu menurutnya baik.
c)
Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep
kebebasan yang terkendali atau kebebasan yang bertanggungjawab.
Peserta didik
diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk berbuat apa saja tetapi konsekuensi
dari perbuatan itu haruslah ia tanggung.
Menurut
Arikunto (Ciptarani,
2014: 19), perilaku disiplin mencakup tiga lingkup yaitu:
a) Kedisiplinan
di dalam kelas
b) Kedisiplinan
di luar kelas
c) Kedisiplinan
di rumah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa kedisiplinan belajar meliputi:
a) Kedisipinan
dalam menjalankan jadwal belajar, baik di sekolah maupun di rumah
b) Kedisiplinan
dalam memenuhi waktu belajar dengan menolak semua godaan dan gangguan yang
memungkinkan berkurangnya waktu belajar
c) Kedisiplinan
terhadap diri sendiri atas tanggungjawabnya sebagai pelajar dengan senantiasa
sadar dalam belajar dan mengerjakan tugas-tugasnya sebagai seorang pelajar
tanpa suatu paksaan.
2.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kedisiplinan belajar
Menurut Syah (Setianingsih, 2007: 15)
kedisiplinan belajar dapat dipengaruhi beberapa faktor antara lain :
a. Lingkungan.
Faktor lingkungan dapat berasal dari keluarga, sekolah, masyarakat dan kelompok
teman sebaya. Faktor yang berasal dari keluarga misalnya, situasi rumah yang
kurang mendukung meliputi kekacauan dalam rumah tangga, kurangnya perhatian
orang tua,. Faktor yang berasal dari sekolah yaitu pendidikan dan bimbingan
dari sekolah, hal ini tergantung bagaimana cara guru melakukan pendekatan
dengan anak didiknya. Faktor dari masyarakat dan kelompok teman sebaya misalnya
sikap dari lingkungan masyarakat yang kurang mendukung munculnya kedisiplinan,
intensitas pergaulan dengan teman sebaya yang membawa pengaruh negatif akan
menjadikan anak kurang memiliki rasa tanggung jawab.
b. Suasana
emosional sekolah. Suasana emosional sekolah dipengaruhi oleh sikap guru dan
jenis disiplin yang digunakan Para guru yang mempunyai hubungan yang baik
dengan muridnya dan menggunakan disiplin yang demokratis mendorong sikap yang
positif pada murid dibandingkan dengan mereka yang mempunyai “anak mas”, yang
merasa bosan dengan pekerjaan, yang mengajar secara membosankan dan yang
terlalu bersifat otoriter atau permisif dalam pengendalian situasi di kelas.
c. Sikap
terhadap pelajaran. Anak dibesarkan oleh orang tua yang berpendapat bahwa masa
kanak-kanak harus bahagia dan bebas, biasanya mengembangkan sikap negatif
terhadap setiap kegiatan yang menyerupai kegiatan. Selama sekolah masih
bermain-main saja, mereka menyukainya, tetapi dengan kenaikan kelas, lebih
banyak upaya yang dituntut untuk membuat pekerjaan rumah, ini menimbulkan rasa
tidak suka akan sekolah.
d. Hubungan
guru dan murid. Kedisiplinan belajar dapat dipengaruhi oleh sikapnya terhadap
guru. Jika siswa membawa konsep yang negatif terhadap guru ke sekolah, yaitu
konsep yang didasarkan atas kata orang tua atau saudara, gambaran media masa,
atau bila pengalaman pribadi yang tidak menyenangkan dengan guru, sikap mereka
terhadap semua guru cenderung akan negatif dan akan menyebaban siswa semakin
tidak disiplin.
Daftar Pustaka
Ciptarani,
A.G (2014). Pengaruh Teman Bergaul Dan Tingkat Kedisiplinan
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Program Keahlian
Akuntansi Di SMK Yp 17 Magelang Tahun Ajaran 2013/2014. [Online].
Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/15234/1/FULL%20SKRIPSI.pdf.
Rizkinandar,
D.A. (2015). Pengaruh
Kedisiplinan Belajar Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Praktik
Kejuruan Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Pemesinan SMK Negeri 3 Yogyakarta. [Online].
Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/25724/1/Deni%20Anggih%20Rizkinandar%20-%2010503244002.pdf.
Setianingsih,
D. (2007). Perbedaan Kedisiplinan Belajar Siswa Ditinjau Dari
Pola Asuh Orangtua.
[Online]. Tersedia: http://eprints.ums.ac.id/1362/1/F100020163.pdf
0 Response to "Kedisplinan Belajar"
Posting Komentar