Kemampuan Pemahaman Matematis
Menurut Hedian (2010), Pemahaman merupakan terjemahan
dari istilah understanding yang diartikan sebagai penyerapan
arti suatu materi yang dipelajari. Lebih lanjut Michener menyatakan bahwa
pemahaman merupakan salah satu aspek dalam Taksonomi Bloom. Pemahaman diartikan
sebagai penyerapan arti suatu materi bahan yang dipelajari. Untuk memahami
suatu objek secara mendalam seseorang harus mengetahui: (1) objek itu sendiri;
(2) relasinya dengan objek lain yang sejenis; (3) relasinya dengan objek lain
yang tidak sejenis; (4) relasi-dual dengan objek lainnya yang sejenis; (5)
relasi dengan objek dalam teori lainnya.
Menurut Hedian (2010), Ada tiga macam pemahaman
matematik, yaitu: pengubahan (translation), pemberian arti (interpretasi)
dan pembuatan ekstrapolasi (ekstrapolation). Pemahaman translasi
digunakan untuk menyampaikan informasi dengan bahasa dan bentuk yang lain dan
menyangkut pemberian makna dari suatu informasi yang bervariasi. Interpolasi
digunakan untuk menafsirkan maksud dari bacaan, tidak hanya dengan kata-kata
dan frase, tetapi juga mencakup pemahaman suatu informasi dari sebuah ide.
Sedangkan ekstrapolasi mencakup estimasi dan prediksi yang didasarkan pada
sebuah pemikiran, gambaran kondisi dari suatu informasi, juga mencakup
pembuatan kesimpulan dengan konsekuensi yang sesuai dengan informasi jenjang
kognitif ketiga yaitu penerapan (application) yang menggunakan atau
menerapkan suatu bahan yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru, yaitu
berupa ide, teori atau petunjuk teknis.
Bloom mengklasifikasikan pemahaman (Comprehension)
ke dalam jenjang kognitif kedua yang menggambarkan suatu pengertian, sehingga
siswa diharapkan mampu memahami ide-ide matematika bila mereka dapat
menggunakan beberapa kaidah yang relevan (Herdian, 2010). Dalam tingkatan ini
siswa diharapkan mengetahui bagaimana berkomunikasi dan menggunakan idenya
untuk berkomunikasi. Dalam pemahaman tidak hanya sekedar memahami sebuah
informasi tetapi termasuk juga keobjektifan, sikap dan makna yang terkandung
dari sebuah informasi. Dengan kata lain seorang siswa dapat mengubah suatu
informasi yang ada dalam pikirannya kedalam bentuk lain yang lebih berarti.
Beberapa pakar menggolongkan tingkat kedalaman
tuntutan kognitif pemahaman matematik dalam beberapa tahap. Poyla (Hendriana dan Soemarmo, 2014: 20) merinci kemampuan
pemahaman pemahaman pada empat tingkat yaitu:
1. Pemahaman mekanikal yang dicirikan
oleh kegiatan mengingat dan menerapakan rumus secara rutin dan menghitung
secara sederhana. Kemampuan ini tergolong pada kemampuan tingkat rendah.
2. Pemahaman induktif: menerapakan
rumus atau konsep dalam kasus sederhan atau dalam kasus serupa. Kemampuan
3. Pemahaman rasional: membuktikan
kebenaran suatu rumus dan teorema. Kemampuan ini tergolong pada kemampuan
tingkat tinggi.
4. Pemahaman intuitif: memperkirakan
kebenaran dengan pasti (tanpa ragu-ragu) sebelum menganalisis lebih lanjut. Kemampuan
ini tergolong pada kemampuan tingkat tinggi.
Berbeda dengan Poyla, Pollatesk (Hendriana
dan Soemarmo, 2011: 20) menggolongkan pemahaman dalam dua tingkatt, yaitu:
1. Pemahaman komputasional: menerapkan
rumus dalam perhitungan sederhana, dan mengerjakan perhitungan secara
algoritmik. Kemampuan ini tergolong pada kemampuan tingkat rendah.
2. Pemahaman fungsional: mengaitkan
satu konsep/prinsip dengan konsep/prinsip lainnya, dan menyadari proses yang
dikerjakannya. Kemampuan ini tergolong pada kemampuan tingkat tinggi.
Serupa dengan Pollatesk, Skemp (Hendriana
dan Soemarmo, 2011: 20) menggolongkan pemahaman dalam dua tingkat, yaitu:
1. Pemahaman instumental: hafal konsep/prinsip tanpa
kaitan dengan yang lainnya, dapat menerapkan rumus dalam perhitungan sederhana,
dan mengerjakan perhitungan secara algoritmik. Kemampuan ini tergolong pada
kemampuan tingkat rendah.
2. Pemahaman relasional: mengaitkan stu
konsep/prinsip dengan konsep/prinsip lainnya. Kemampuan ini tergolong pada
kemampuan tingkat tinggi.
Serupa dengan Pollatesk dan Skemp, Copeland (Hendriana dan Soemarmo, 2011:
20) menggolongkan pemahaman dalam dua
tingkat, yaitu:
1. Knowing how to:
mengerjakan suatu perhitungan secara rutin/algoritmik. Kemampuan ini tergolong pada kemampuan
tingkat rendah.
2. Knowing:
mengerjakan suatu perhitungan secara sadar. Kemampuan ini tergolong pada
kemampuan tingkat tinggi.
Sedangkan pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap
konsep matematika menurut NCTM (Herdian, 2010) dapat dilihat dari kemampuan
siswa dalam: (1) Mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan; (2)
Mengidentifikasi dan membuat contoh dan bukan contoh; (3) Menggunakan model,
diagram dan simbol-simbol untuk merepresentasikan suatu konsep; (4) Mengubah
suatu bentuk representasi ke bentuk lainnya; (5) Mengenal berbagai makna dan
interpretasi konsep; (6) Mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal
syarat yang menentukan suatu konsep; (7) Membandingkan dan membedakan
konsep-konsep.
Pemahaman matematis penting untuk belajar matematika
secara bermakna, tentunya para guru mengharapkan pemahaman yang dicapai siswa
tidak terbatas pada pemahaman yang bersifat dapat menghubungkan. Menurut
Ausubel (Herdian, 2010) bahwa belajar bermakna bila informasi yang akan
dipelajari siswa disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa
sehingga siswa dapat mengkaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif
yang dimiliki. Artinya siswa dapat mengkaitkan antara pengetahuan yang dipunyai
dengan keadaan lain sehingga belajar dengan memahami.
Daftar Pustaka
Hendriana,
H dan Soemarmo, U. (2014). Penilaian
Pembelajaran Matematika. Bandung: PT. Refika Aditama.
Herdian.
(2010). Kemampuan Pemahaman Matematis.
[Online]. Tersedia: https://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-pemahaman-matematis/. [26 Maret
2016]
0 Response to "Kemampuan Pemahaman Matematis"
Posting Komentar