Kemampuan Komunikasi Matematis
NCTM
(Hendriana dan Soemarmo, 2014: 29) mengemukakan bahwa komunikasi matematis
merupakan kemampuan matematika esensial yang tercantum dalam kurikulum
matematika sekolah menengah. Komponen tujuan pembelajaran matematika tersebut
antara lain dapat mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
ekspresi matematika untuk memperjelas keadaan atau masalah, dan memiliki sikap
menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, sikap rasa ingin tahu,
perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya
diri dalam pemecahan masalah. Sedangkan kemampuan komunikasi matematis menurut
Schoen, Bean, dan Ziebarth (Mufrika, 2011: 12) mengemukakan bahwa:
“komunikasi matematis adalah kemampuan siswa dalam
hal menjelaskan suatu algoritma dan cara unik untuk pemecahan masalah,
kemampuan siswa mengkonstruksi dan menjelaskan sajian fenomena dunia nyata
secara grafik, kata-kata/kalimat, persamaan, tabel, dan sajian secara fisik
atau kemampuan siswa memerikan dugaan tentang gambar-gambar geometri”.
Ansari (Mufrika, 2011: 12) menelaah kemampuan
komunikasi matematis dari 2 aspek yaitu komunikasi lisan (talking) dan komunikasi tulisan (writing). Komunikasi lisan diungkapkan
melalui intensitas keterlibatan siswa dalam kelompok kecil selama
berlangsungnya proses pembelajaran. Sementara yang dimaksud dengan komunikasi
tulisan (writing) adalah kemampuan
dan keterampilan siswa menggunakan kosa kata (vocabulary), notasi dan struktur matematika untuk menyatakan
hubungan dan gagasan serta memahaminya dalam memecahkan masalah.
Pentingnya pemilikan kemampuan komunikasi matematis
antara lain dikemukakan Baroody (Hendriana dan Soemarmo, 2014: 30) dengan rasional:
(a) matematika adalah bahasa esensial yang tidak hanya sebagai alat berpikir,
menemukan rumus, menyelesaikan masalah, atau menyimpulkan saja, namun
matematika juga memiliki nilai yang tak terbatas untuk menyatakan beragam ide
secara jelas, teliti dan tepat; (b) matematika dan bahan belajar matematika
adalah jantungnya kegiatan sosial manusia, misalnya dalam pembelajaran
matematika interaksi antara guru dan siswa, antara siswa dan siswa, antara
bahan pembelajaran matematika dan siswa adalah faktor-faktor penting dalam
memajukan potensi siswa.
Baroody (Rachmayani, 2014: 16) mengemukakan
“terdapat 5 aspek kemampuan komunikasi matematis yaitu aspek representasi (representing), menyimak (listening), membaca (reading), diskusi (dicussing), dan menulis (writing)”.
1
DAFTAR PUSTAKA
Hendriana, H dan Soemarmo, U. (2014). Penilaian Pembelajaran Matematika. Bandung: PT. Refika Aditama
Mufrika, T. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Students Facilitator and Explaining (SFE) Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa (Studi Penelitian Eksperimen di MTs. Manaratul Islam jakarta). [Online]. Tersedia: http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1255/1/9866-TIKA%20MUFRIKA-FITK.pdf. [5 Maret 2016]
Rachmayani, D. (2014). Penerapan Pembelajaran Reciprocal Teaching untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Kemandirian Belajar Matematika Siswa. [Online]. Tersedia: http://digilib.unsika.ac.id/sites/default/files.File%20JUDIKA/2%20artikel%20jurnal%20Dwi%20RachmayaniMatematika).pdf. [9 Mei 2016]
Lucky Club Casino Site Review 2021 | Exclusive $2000 Welcome Bonus
BalasHapusCheck our Lucky Club Casino review to know luckyclub.live its exciting and exciting new bonus offers and promotions. Established in 2015, Lucky Club offers the